Kerangka Acuan
Industri kelapa sawit sedang booming karena beberapa alasan, terutama kebutuhan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan paradigma pertumbuhan ekonomi, pemerintah melihat industri sawit mampu menyerap tenaga kerja dan menghasilkan devisa negara yang besar. Industri kelapa sawit diwujudkan dalam bentuk bisnis skala besar, monokultur, padat modal, penggunaan lahan yang luas, organisasi tenaga kerja yang besar, pembagian kerja yang terperinci, penggunaan tenaga kerja upahan, struktur hubungan kerja yang kompleks. sebagai upaya untuk memenuhi permintaan pasar global.
Industri kelapa sawit merupakan penyumbang utama pemanasan global dan kepunahan spesies. Ekspansi monokultur baru yang terus-menerus di Indonesia, Malaysia serta di Afrika dan Amerika Latin semakin merusak hutan hujan. Kontribusi langsung dari keberadaan perkebunan kelapa sawit adalah penciptaan lapangan kerja. Penyerapan tenaga kerja pada industri kelapa sawit dan perkebunannya menghasilkan jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan industri lainnya. Namun faktanya jutaan pekerja di perkebunan kelapa sawit berstatus genting, upah rendah, jaminan kesehatan minim dan penindasan terhadap serikat pekerja.
Perkebunan sawit berkelanjutan yang diperbanyak korporasi tidak menyelesaikan masalah. Itulah sebabnya aliansi serikat pekerja, organisasi perempuan dan lingkungan dari Indonesia ingin mengembangkan strateginya sendiri untuk restrukturisasi industri kelapa sawit yang adil secara ekologis dan sosial. Sebuah “lanskap mosaik” yang menggabungkan produksi minyak sawit skala kecil dengan kawasan hutan hujan yang berdekatan dan sistem agroforestri, dan yang bergantung pada pekerjaan ahli ekologi yang dibayar dengan baik, dapat menjadi bagian dari solusi.
Jaringan Solidaritas Buruh Kelapa Sawit Transnasional (TPOLS) telah merumuskan makalah “Transisi yang Adil di Industri Sawit”. Makalah ini merupakan hasil diskusi persiapan dalam jaringan TPOLS. Makalah ini menggambarkan transformasi sosial-ekologis industri yang menghadapi tuntutan keadilan tenaga kerja dan lingkungan. Apakah perspektif “Transisi yang Adil” yang dikembangkan oleh para pekerja menawarkan solusi terhadap masalah-masalah sosial dan ekologi yang mendesak di sektor kelapa sawit? Apa persamaan tetapi juga kontradiksi antara pekerja dan masyarakat adat di kawasan hutan? Mungkinkah serikat pekerja dan gerakan pekerja menerima seruan untuk transformasi perundingan bersama yang adil secara sosial dan ekologis dan menggunakan kekuatan mereka untuk mencapai tujuan ini? Makalah ini dimaksudkan untuk memulai diskusi yang lebih luas tentang perspektif Transisi yang Adil bagi industri kelapa sawit.
Tujuan
Peluncuran makalah ini merupakan kelanjutan dari rangkaian kegiatan yang sebelumnya telah diadakan di Indonesia dan Jerman dengan peserta yang berfokus pada dua negara tersebut. Rangkaian sebelumnya bertujuan untuk mengenalkan ide Transisi yang Adil dalam perspektif buruh ke komunitas internasional dan akademisi yang menaruh perhatian pada persoalan di industri sawit. Pada peluncuran kali ini, diskusi akan diadakan dalam bahasa Indonesia dan Inggris dengan penerjemahan simultan melalui Zoom.
- Pengenalan konsep Transisi yang Adil di industri sawit
- Pengenalan projek Transisi yang Adil
- Memfasilitasi diskusi dan refleksi dari konsep Transisi yang Adil
- Mengeksplorasi ide-ide yang dapat berguna bagi projek tersebut
- Memajukan kolaborasi dengan serikat buruh di berbagai negara (perkebunan sawit, industri makanan dan minuman, dan lainnya), dari berbagai kelompok sipil nternasional dan kelompok gerakan lingkungan, untuk terlibat dalam projek dan mendorong pertukaran pada perspektif Transisi yang Adil, termasuk sepanjang rantai produksi industri sawit dan sektor industri lainnya yang relevan..
Sasaran Peserta
- Serikat buruh, diskusi ini akan mengundang aktivis serikat buruh dari berbagai negara yang mengorganisir pekerja kebun sawit atau pekerja di sektor agribisnis dan pekerja di industri terkait yang ada di dalam rantai pasok industri sawit. Diskusi ini akan juga mengajak serikat buruh dan aktivis yang ada di sektor lainnya
- Buruh, diskusi ini akan berupaya mengundang buruh, tidak hanya dari pengurus serikat.
- Kelompok gerakan lingkungan. Industri sawit merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim. Strategi “Transisi yang Adil” adalah salah satu bagian penting dalam gerakan lingkungan. Diskusi ini menyasar sebanyak mungkin aktivis dalam kelompok lingkungan untuk memajukan aliansi dengan gerakan buruh..
- Kelompok sipil internasional. Banyak kelompok sipil internasional yang menaruh perhatian dan mendukung kerja-kerja di sektor perkebunan sawit di Indonesia yang sedang mencari perspektif baru untuk perubahan. Diskusi ini direncanakan untuk membangun hubungan dan kolaborasi lebih lanjut di masa depan..
- Peserta umum. Diskusi ini akan dibuat terbuka untuk publik melalui media sosial untuk membuka ruang partisipasi bagi peserta-peserta yang tertarik. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi publik untuk mengadakan pertemuan serupa pada topik ini dan ikut berkontribusi pada jaringan TPOLS.
Pembicara:
- Hotler “Zidane”Parsaroan (Sawit Watch)
- Fitri Arianti (Indonesia Rainforest Action Network Coordinator)
- Michaela Haug (Department of Social and Cultural Anthropology University of Cologne)
Penanggap
Diskusi ini dimulai dengan pengenalan konsep dan ide oleh para penulis makalah, lalu akan ditanggapi oleh naraasumber yang berasal dari beberapa kelompok. Para penanggap ini berasal dari organisasi dan gerakan yang sejalan dengan gagasan yang diusung dan diharapkan memperkaya perspektif dari aspek perburuhan, lingkungan dan agraria.
- Serikat buruh internasional, tbc
- Isaac Rojas (Friends Of The Earth International-Costa Rica)
- Yason Ngelia (West Papuan young activist, Lao-Lao Papua)
- Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono (Gadjah Mada University, Department of Anthropology)
Acara:
Hari/ Tanggal: Jumat 28 Januari 2022
Waktu: 20.00 WIB/ 21.00 WITA/ 22.00 WIT
Zoom link: https://us06web.zoom.us/j/84067003542 Meeting ID : 840 6700 3542