29 Oktober 2025
Kepada: Joseph D’Cruz, Chief Executive Officer, Roundtable on Sustainable Palm Oil
Tembusan: Pravin Rajandran, Head of Grievance, Roundtable on Sustainable Palm Oil
Yang Terhormat Bapak D’Cruz,
Pada bulan Juni lalu, RSPO mengumumkan penutupan pemantauan pasca-pengaduan atas Pengaduan tahun 2012 yang diajukan oleh masyarakat sipil Liberia terhadap Golden Veroleum Liberia (GVL) serta mencabut ‘Perintah Larangan Produksi’ (stop-work order) yang dikenakan kepada perusahaan–sebagaimana hasil keputusan Panel Pengaduan RSPO tahun 2018.
Kami, yang bertanda tangan di bawah, mendesak agar RSPO meralat keputusannya dan tetap memberlakukan ‘Perintah Larangan Produksi’ terhadap GVL hingga perusahaan tersebut memenuhi kondisi yang ditetapkan oleh RSPO dan Pendekatan Stok Karbon Tinggi (High Carbon Stock Approach/HCSA). Kondisi-kondisi tersebut termasuk 1) memulihkan 1.000 hektar hutan, 2) menegosiasikan ulang perjanjian dengan masyarakat yang terdampak, 3) memperoleh Persetujuan Tanpa Paksaan, Didahului dengan Informasi (Free, Prior, and Informed Consent/FPIC) dari pemegang hak untuk beroperasi di tanah mereka, dan 4) menyusun rencana tata guna lahan terpadu untuk konservasi yang disyaratkan.
Hasil keputusan Panel Pengaduan RSPO pada Februari 2018 menetapkan bahwa GVL tidak mendapatkan persetujuan masyarakat untuk beroperasi di tanah mereka, menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk memaksa pemegang hak, serta gagal melakukan pemetaan partisipatif yang memadai. Sebagai bagian dari keputusannya, RSPO menerapkan ‘Perintah Larangan Produksi’ terhadap ekspansi GVL. Pada tahun 2021, HCSA menemukan bahwa GVL telah menghancurkan 1.000 hektar hutan bernilai konservasi tinggi dan berstok karbon tinggi. HCSA menyerukan agar ‘Perintah Larangan Produksi’ RSPO dipertahankan sampai GVL memulihkan 1.000 hektar hutan, menyusun rencana tata guna lahan terpadu untuk konservasi, dan menegosiasikan ulang perjanjian dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian masyarakat sipil, perusahaan GVL yang dikendalikan oleh perusahaan minyak sawit Indonesia dan anggota RSPO Golden Agri-Resources (GAR), belum sepenuhnya melaksanakan keputusan Panel Pengaduan 2018 atau memenuhi kondisi HCSA untuk mencabut ‘Perintah Larangan Produksi’, meskipun telah berkomitmen secara publik untuk melakukannya. Lebih lanjut, GVL belum menerima FPIC dari beberapa masyarakat untuk beroperasi di tanah mereka. Keputusan RSPO untuk mencabut ‘Perintah Larangan Produksi’ pada dasarnya memungkinkan GVL dan GAR melepaskan tanggung jawab mereka terhadap perlindungan hutan dan kewajiban mereka untuk menghormati hak-hak masyarakat, termasuk hak atas FPIC.
Pada Juli 2025, HCSA lewat suratnya kepada RSPO mempertanyakan keputusan untuk mencabut ‘Perintah Larangan Produksi’ dan menyoroti keprihatinan masyarakat serta masyarakat sipil atas ketiadaan upaya pemulihan (remediasi) dalam kasus ini.
Kami sejalan dengan kekhawatiran yang disampaikan oleh Kelompok Kerja Kelapa Sawit Organisasi Masyarakat Sipil Liberia bahwa dengan mencabut ‘Perintah Larangan Produksi’, RSPO membahayakan masyarakat dan pemegang hak yang mencari keadilan dengan menciptakan kondisi untuk konflik yang berulang, mengancam hutan dan keanekaragaman hayati, serta merusak legitimasinya sendiri dengan mengabaikan Prinsip-Prinsipnya, khususnya yang terkait dengan FPIC, penggundulan hutan, akuntabilitas, dan manfaat bagi masyarakat.
Selama bertahun-tahun, RSPO telah dikritik karena tidak menerapkan keputusan Panel Pengaduan secara efektif, tepat waktu, dan bermakna, karena tidak mencegah penggundulan hutan dan pelanggaran hak atas tanah oleh perusahaan anggota, dan karena tidak menjunjung standarnya sendiri. Keputusan untuk mencabut ‘Perintah Larangan Produksi’ hanya memperdalam ketidakpercayaan masyarakat Adat dan lokal terhadap RSPO dan semakin melemahkan legitimasi lembaga tersebut.
Sebaliknya, mempertahankan ‘Perintah Larangan Produksi’ sampai keputusan Panel Pengaduan RSPO 2018 dan keputusan HCSA 2021 dilaksanakan sepenuhnya dapat mencegah kerugian lebih lanjut bagi pemegang hak serta hutan dan keanekaragaman hayati yang sangat berharga. Keputusan seperti itu akan memungkinkan masyarakat untuk memformalkan hak adat mereka atas tanah di bawah Undang-Undang Hak Atas Tanah Liberia dan mengembangkan tata kelola lahan dan hutan yang dipimpin masyarakat dan sangat dibutuhkan, di tengah benteng terakhir Hutan Guinea Atas Afrika Barat.
Dunia sedang memperhatikan.
Hormat kami,
- Acción Ecológica – Ecuador
- Alliance for Rural Democracy (ARD) – Liberia
- AMAN Wilayah Maluku – Indonesia
- Amnesty International Sierra Leone – Sierra Leone
- Armenian Women for Health and Healthy Environment (AWHHE) – Armenia
- Asegis Community Network – Kenya
- Asia Indigenous Peoples Network on Extractive Industries and Energy (AIPNEE) – Asia
- Asociación ProPurús – Peru
- Association for Farmers Rights Defense (AFRD) – Georgia
- BankTrack – Netherlands
- Biofuelwatch – Europe/United States of America
- Buliisa Initiative for Rural Development Organisation (BIRUDO) – Uganda
- Committee for Peace and Development Advocacy (COPDA) – Liberia
- Community Empowerment and Social Justice Network (CEMSOJ) – Nepal
- Community Empowerment for Change (CEC) – Liberia
- Dogwood Alliance – United States of America
- FIAN Belgium – Belgium
- Earth Ethics, Inc. – United States of America
- Earthsight – United Kingdom
- Earth Thrive – United Kingdom/Balkans
- Economic Justice for Women Project (EJWP) – Zimbabwe
- Egyptian Initiative for Personal Rights (EIPR) – Egypt
- Forest Peoples Programme (FPP) – United Kingdom
- Forum Ökologie & Papier – Germany
- Foundation for the Conservation of the Earth (FOCONE) – Nigeria
- Friends of the Earth (England, Wales & Northern Ireland) – United Kingdom
- Friends of the Earth Malta – Malta
- Friends of the Earth Sierra Leone – Sierra Leone
- Friends of the Earth Sweden – Sweden
- Friends of the Earth US – United States of America
- Global Rights – Nigeria
- GRAIN – Spain
- Green Advocates International – Liberia
- Green Development Advocates – Cameroon
- Inclusive Development International (IDI) – United States of America
- Indigenous Peoples Rights International (IPRI) – Philippines
- Institute for Human Rights and Development in Africa – Gambia
- Institute for Indigenous Affairs and Development – Nepal
- Jamaa Resource Initiatives – Kenya
- KTNC Watch – South Korea
- Konfederasi Pergerakan Rakyat Indonesia (KPRI), Indonesia
- Lembaga Bentang Alam Hijau (LemBAH) – Indonesia
- LBH ANGSANA – Indonesia
- Les Amis de la Terre Belgique – Belgium
- Liberian Artisanal Fishers Association – Liberia
- Ligue des Volontaires pour la Défense des Droits de l’Homme et d’Environnement (LISVDHE) – Democratic Republic of Congo
- Living Laws – Ireland
- MARBE SA – Costa Rica
- Milieudefensie/Friends of the Earth Netherlands – Netherlands
- Mouvement Ecologique/Friends of the Earth Luxembourg – Luxembourg
- Nature Talk Africa (NaTA) – Uganda
- Oil Workers’ Rights Protection Organization Public Union – Azerbaijan
- Oyu Tolgoi Watch – Mongolia
- Pastoralists Alliance for Resilience and Adaptation Across Nations (PARAAN) – Kenya
- Peru Equidad – Peru
- Pro REGENWALD – Germany
- Rainforest Action Network – United States of America
- Re-entramados para la vida, defendiendo territorios – Mexico
- Rettet den Regenwald / Rainforest Rescue – Germany
- Riverains Ensemble AFRIQUE – France
- Sawit Watch – Indonesia
- Social Entrepreneurs for Sustainable Development (SESDev) – Liberia
- STAR Kampuchea (SK) – Cambodia
- Sustainable Community Foundation (SCF) – Thailand
- Sustainable Development Institute/Friends of the Earth Liberia – Liberia
- Swiss Church Aid (HEKS/EPER) – Switzerland
- Synergie Nationale des Paysans et Riverains du Cameroun (SYNAPARCAM) – Cameroon
- Tensift Regional Center for Development – Morocco
- The Jus Semper Global Alliance – United States of America
- Transnational Palm Oil Labour Solidarity (TPOLS) Network – Indonesia
- WALHI/Friends of the Earth Indonesia – Indonesia
- Women’s Voice in Distress/Voix d’une Femme en Detrésse (VFD) – Democratic Republic of Congo
- Muyissi Environnement – GABON
- SPIEU/Sabah Plantation Industry Employees Union – Malaysia
- Serbuk Union Region West Kalimantan – Indonesia
- Koalisi Buruh Sawit (KBS) – INDONESIA
- Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) – INDONESIA
- Link-AR Borneo – Indonesia
- Serikat Buruh Makin Bersatu (SBMB) – Indonesia
- North South Initiative (NSI) – Malaysia
- PROGRESS – Indonesia
- GempaR-Papua – Indonesia
- Gerakan Perjuangan Rakyat Papua (GPRP) – Indonesia
