Internasional Workers Memorial Day (IWMD) diperingati pada tanggal 28 April, setiap tahun di seluruh dunia, sebagai Hari Berkabung dan Aksi Internasional untuk buruh-buruh yang terbunuh, cacat, terluka, atau sakit akibat kerja. Dalam sejarahnya, Hari Berkabung ini diperingati pertama kali oleh the Canadian Union of Public Employees (CUPE) pada 1984, karena banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi saat itu. Sejak 1989, dengan semakin rentan dan bahayanya kondisi kerja, berbagai serikat buruh di Amerika, Asia, Eropa dan Afrika juga terdorong untuk menyelenggarakan IWMD pada 28 April setiap tahun.
Di Indonesia, angka kecelakaan terus meningkat setiap tahunnya. Dari data jumlah pelapoan kecelakaan kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan, tercatat bahwa sepanjang tahun 2023, pelaporan kasus kecelakaan kerja berjumlah 370.747 dari berbagai daerah dan sektor usaha, dengan estimasi 41 juta peserta aktif BPJS. Berikut data dari Laporan BPJS Ketenagakerjaan untuk laporan periode 2016-2022, yang dihimpun oleh Joko Priono (2024):
Namun demikian, masih banyak kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang tidak tercatat, tidak diselidiki, dan tidak dilaporkan atau bahkan disembunyikan. Di balik angka tersebut, tersisa keluarga, kawan dan kekasih yang ditinggalkan dalam keadaan berduka dan hancur. Sesudah tertimpa kecelakaan kerja dan menderita penyakit akibat kerja, sejumlah buruh penyandang disabilitas menjalani hidup yang tak lagi sama. Bagaimanapun, tak satu jenis pekerjaan pun lebih berharga dari nyawa manusia.
Lalu, seperti apa sesungguhnya situasi keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia? Komite Aksi Hari Perkabungan Buruh Internasional menyelenggarakan diskusi publik lintas sektor Industri untuk melaporkan kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di berbagai sektor Industri dengan tema “Investasi Melimpah, Nyawa Buruh Murah (Menyoal Hak atas Pekerjaan yang Sehat dan Aman)”, pada tanggal 24 April 2024, jam 13.00 WIB, yang bertempat di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung.